BELAJAR DARI SEJARAH

BELAJAR DARI SEJARAH
Ide tulisan ini muncul ketika penulis menyaksikan berita tentang Gayus setelah vonis, bersamaan dengan itu mendengarkan pula TV Tepian Chanel yang menyiarkan bacaan Al-Qur'an surat Yusuf dan terjemahannya

BUANG PROVOKASI PERANG

BUANG PROVOKASI PERANG
Kliping opini Kunarso 2005

BUANG PROVOKASI PERANG

BUANG PROVOKASI PERANG
Kliping opini Kunarso tahun 2005

Kamis, 21 Mei 2015

TABLIGH AKBAR USTADZ Dr. WIJAYANTO DI MASJID JAMI' AR-RASYIDIN SAMARINDA



MEWUJUDKAN  KEBERSAMAAN  DALAM HIDUP BERMASYARAKAT,
MENUMBUKAN  OPTIMISME  BETAPA  NIKMATNYA   MENJALANKAN SYARI’AT.

USTADZ Wijayanto di tengah kesibukannya  yang sangat padat dengan berbagai acara menyempatkan waktu  hadir di Masjid Jami' Ar-Rasyidin  Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda  memenuhi harapan warga dan jama'ahnya.  Pada hari Selasa malam Rabu tanggal 2 Sya'ban 1436 Hijriyah = 19 Mei 2015 Miladiyah  Ustadz Wijayanto mengisi Tabligh Akbar yang disambut antusias sehingga  banyak warga dan jama'ah yang hadir  memenuhi ruangan di dalam masjid yang sangat luas itu;
Walaupun posisi beliau pada Senin malam Selasa tengah malam masih di Bangka Belitung dan hari Selasa perjalanan kembali ke Jakarta  dilanjutkan  ke Samarinda sehingga malam hari bisa berada  di Loa Bakung Samarinda. Begitu usai Tabligh Akbar beliaupun akan kembali menuju ke Bandara Balikpapan dan terus ke Jakarta karena Rabu siang sudah ada jadwal rekaman video dan ceramah di di Ibukota.
"Betapa bahagianya hadir di masjid ini, saya lebih merasa berbahagia  hari ini hadir di sini  dibandingkan dengan saat hadir untuk berceramah di hadapan para Menteri Kabinet pada Peringatan Isra' Mi'raj di Jakarta yang lalu. Saat itu ceramah di hadapan Menteri saya hanya diberi waktu 21 menit dan ketika ceramah sudah berjalan 15 menit saya lihat para Menteri sudah melihat jam tangannya"
Lebih dari itu, beliau juga mengungkapkan "Sungguh saya memperhatikan betul untuk memenuhi undangan Tabligh Akbar di Masjid Jami' Ar-Rasyidin ini, betapa besarnya perhatian saya terhadap undangan ini dapat saya sampaikan dengan terus terang bahwa dipanggil Jokowi pun saya tidak akan mau. Betul, memang nama saya bukan Jokowi". begitu beliau menjelaskan alasannya.
Suasana di Masjid Jami' Ar-Rasyidin malam ini berbeda dengan hari-bari biasanya, jama'ah penuh di dalam masjid sehingga Ustad Wijayanto perlu mengecek apakah suaranya jelas terdengar oleh segenap jama'ah yang hadir. Beliau menanyakan kepada jama'ah : "Apakah suara saya jelas terdengar dari jama'ah yang ada di belakang?" Jama'ah di belakang pun menjawab : "Jelas!!" Pertanyaan yang sama kemudian ditanyakan kepada jama'ah yang ada di bagian kiri, kemudian juga kepada jama'ah yang ada di bagian kanan, semua menjawab : "Jelas!!".
Untuk lebih meyakinkan Ustadz Wijayanto mengganti pertanyaan yang diajukan jadi sbb: "Apakah Ibu-Ibu setuju dengan polygami!!", maka spontan Ibu-Ibu menjawab tegas: "Tidaaak !!", Kemudian pertanyaan diajukan kepada Bapak-Bapak: "Apakah Bapak-Bapak setuju dengan polygami, spontan Bapak-Bapak menjawab: "Setujuuu!!"  Pertanyaanpun diulang lagi untuk jamaah Ibu-Ibu dan juga diulang pula untuk Bapak-Bapak dengan jawaban yang tetap konsisten.
Buru-buru ustadz wijayanto menjelaskan bahwa pertanyaan tadi cuma untuk mengecek saja apakah suraranya jelas di dengar dan terbukti bahwa suaranya betul-betul jelas terdengar terbukti dari jawabannya yang tetap konsisten.

Sesuai dengan thema Tabligh Akbar yaitu "Mewujudkan kebersamaan dalam bermasyarakat sebagaimana kebersamaan dalam shalat", ustadz Wijayanto meminta kepada segenap jama'ah semuanya untuk menghadap ke kiri kemudian memegang bahu jama'ah yang di depannya kemudian memijitnya. Tampak Bapak Ir. H. Ibnoe Nirwani M.M. Ketua Umum Badan Pengelola Masjid Jami' Ar-Rasyidinpun memenuhi permintaan itu, begitu juga Bapak Fahmi Muzakkir Lurah Loa Bakung. Kemudian, diminta jama'ah berbalik menghadap ke kanan dan memegang bahu jama'ah di depannya serta memijitnya. Beliaupun kemudian mengatakan, tugas saya sudah selesai. "Saya diundang ke masjid ini untuk mewujudkan kebersamaan dalam bermasyarakat,, tadi sudah terwujud kebersamaan itu dengan saling memijit", begitu katanya mantap.
Berikutnya, Ustadz Wijayanto meminta para jama'ah untuk mengangkat tangan dan mengerak-gerakannya, lalu ketika dilanjutkan dengan permintaan agar para jama'ah memegang dagunya ternyata banyak jama'ah yang tidak sadar, bukan dagu yang dipegang tetapi jidaatnya. Rupanya para jama'ah bukan memperhatikan apa yang dikatakan Ustadz Wijayanto melainkan memperhatikan tangannya yang diletakkan di jidat. Ustadz Wijayantopun mengulangi : "Pegang dagu!!!", Masih banyak jama'ah yang tetap belum sadar bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ucapan perintah yang diberikan. Baru setelah di tanyakan lagi "Saya tadi minta pegang apa?" Jama'ahpun menjawab "Dagu!!", baru sadar, bahwa tangannya bukan nempel di dagu tetapi di jidat.
Ustadz Wijayanto mengajak para jama'ah untuk mengambil hikmah Isra' wal Mi'raj, Isra' yang di artikan sebagai menjaga hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablum minannas) dan Mi'raj diartikan sebagai menjaga hubungan dengan Sang Khaliq (hablum minAllah).
Para jama'ah terlihat masih tetap bertahan walaupun ceramah sudah hampir dua jam, para jama'ah masih juga terpaku memperhatikan ceramah Ustadz Wijayanto. Bahkan ketika Ustadz Wijayanto menguji  dengan tawaran : "Bagaimana kalau ceramah dilanjutkan sampai pukul 12 malam, setuju? Jama'ahpun menjawab : "Setujuuu?
"Silahkan bertahan sampai pukul 12 malam, saya pulang duluan, sudah sejak tadi malam saya belum tidur", begitu beliau menggumam.
Sebelum mengakhiri tablighnya,  Ustadz Wijayanto (UW) mengajak Ibu-Ibu (IB)  berdialog untuk mengetahui  pandangan  dan sikapnya  berkaitan  dengan Syari’at Islam yang mengatur dan memperbolehkan adanya polygami,   simak dialognya sbb:
UW: "Bagaimana Ibu-Ibu,  syari’at Islam sudah mengatur adanya polygami,  setuju dengan polygami?"
IB :  "Tidaaak!!.  
UW :  "Apakah Ibu-Ibu tahu, banyak yang mana di dunia ini atau di lingkungan sekitar Ibu-Ibu, jumlah laki-laki atau perempuan?"
IB: "Perempuan".
UW: "Jika betul begitu dan setiap laki-laki hanya menikah dengan satu orang perempuan berarti ada perempuan yang tidak kebagian suami, Ibu-Ibu  belum ada rasa kebersamaan,  egois!!, Jadi bagaimana, Ibu-Ibu setuju polygami?
IB: "Tidaaak!!. 
UW :  "Mana yang Ibu-Ibu pilih berkaitan tugas di dalam rumah tangga,  apakah Ibu-Ibu senang tugas yang berat atau tugas yang ringan? 
IB :  "Ringaaan !!". 
UW: "Nah itu dia, kalau tugas berat di kerjakan bersama dengan istri kedua atau istri ke tiga kan jadi ringan !!". 
IB: ".....???!!!"  UW:  "Jadi Ibu-Ibu setuju polygami?"
IB:"Tidaak!!                    
Maka kemudian setelah beberapa saat dialog dengan beberapa kali pertanyaan tentang pendapat Ibu-Ibu terhadap polygami  selalu terdengar jawaban konsisten "tidak Setuju" maka Ustadz Wijayanto mengungkapkan rasa syukurnya bahwa ketika pertanyaan serupa pernah diajukan kepada istrinya di rumah,  secara mantap mendapatkan jawaban setuju dari istri yang sangat dicintai itu  Sungguh Istri beliau  sangat mengharap ridha Allah dan ingin agar beban rumah tangganya menjadi ringan.  Betul, istrinya bilang mengijinkan Ustadz Wijayanto untuk menikah lagi dengan catatan jika yakin bahwa dengan pernikahan itu dapat membawa bersama lebih dekat kepada Allah SWT yang berarti menjadi dekat dengan syurga dan menjauhkan dari kekufuran kepada Allah SWT yang berarti menjauhkan dari neraka,  sebaliknya  Sang Istri tidak mengijinkan jika pernikahan itu  akan lebih mendekatkan ke neraka dan menjauhkan dari syurga.   Begitulah, betapa  bahagianya pasangan suami istri yang shaleh dan shalihah dapat membuat rumahtangga  menjadi  bahagia  penuh dengan optimism sehingga dapat  merasakan  betapa  nikmatnya  dalam menjalankan syari’at.
Perlu juga diketahui bahwa Istri Ustadz Wijayanto  sebelum dinikahi adalah juga mahasiswanya.  Ustadz Wijayanto yang kini telah menyandang gelar Doktor itu  rupanya juga menaruh perhatian kepadanya.  Jadilah kini dia istrinya. Suatu  ketika (cerita beliau selanjutnya)  ada seorang perempuan lewat di depan rumah, istrinya meminta Ustadz Wijayanto untuk menikahinya,  ustadz Wijayanto yang semula  bingung dan ragu untuk menjawabnya  kemudian memutuskan untuk menyetujui dengan catatan tidak perlu didaftarkan ke KUA dan cukup memberi nafkah lahir saja tidak perlu memberi nafkah bahtin (biologis). Istripun setuju.   Maka pada waktu-waktu tertentu beliapun memberikan nafkahnya kepada perempuan yang telah tua itu yang telah lama menjadi janda. Ustadz Wijayanto sangat bersyukur, anaknya sekarang banyak, ada 148 orang, tinggal dan dirawat  dalam sebuah Yayasan Pembinaan Anak di Yogyakarta. Diharapkan anak-anak yang dirawat dan dididiknya itu kelak menjadi orang-orang yang shaleh  sehingga berguna bagi agama, nusa, bangsa dan ummat manusia.  Ustadz Wijayanto selalu optimis dan tidak pernah merasa khawatir karena anak-anak itu semua telah diberikan jatah rezki dari Allah SWT sehingga tidak pernah kelaparan.  "Bisa jadi sebagian rezki itu juga datang dari Samarinda dari Panitia Tabligh Akbar Masjid Jami' Ar-Rasyidin yang mengundang saya hadir di sini" demikian beliau berkelakar yang bikin suasana menjadi segar. 

Ketika acara sudah selesai dan Ustadz Wijayanto kembali duduk di sajadah, beberapa jama'ah mendekat dan duduk di sampingnya, kemudian mengluarkan sesuatu dari sakunya, ternyata yang diambil adalah tustel untuk foto selfy.
Pembicaraan para jama'ah ketika keluar dari masjid setelah usai Tabligh Akbar terdengar seragam, semuanya merasa puas dengan acara malam ini yang dinilai sangat spesial dan berkesan sehingga mereka berdo'a  kepada Allah SWT dengan harapan agar pada suatu saat nanti  beliau dapat hadir lagi di Samarinda.
InsyaAllah  do'a dan harapan jama'ah yang ikhlas dari dalam hati itu akan dapat terkabul, dalam bulan Ramadhan nanti ada jadwal beliau untuk datang lagi ke Samarinda karena ada acara yang disiarkan oleh sebuah saluran TV. Bagi segenap warga muslim disarankan untuk tidak melewatkannya jida rencana itu dapat terealisir.
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.362676487261760.1073741833.230905207105556&type=3&uploaded=20